Revolusi industri telah melahirkan teknologi-teknologi baru yang mempunyai kekuatan luar biasa. Hal ini merupakan transisi ke proses manufaktur baru di Eropa dan Amerika Serikat, pada periode sekitar tahun 1760 hingga 1840. Hal ini disebabkan oleh industrialisasi yang berkelanjutan dan kemajuan teknologi lebih lanjut di negara-negara maju di seluruh dunia, dan dampak teknologi ini mengganggu perekonomian serta lingkungan hidup sudah termasuk penyalahgunaan dan kerusakan bumi alami kita.
Teknologi ini telah merusak dunia kita dalam dua cara, berikut dampak teknologi terhadap lingkungan, Simak penjelasannya di bawah ini.
1. Pencemaran udara dan air
Polusi udara terjadi ketika sejumlah gas berbahaya atau berlebihan seperti karbon dioksida, karbon monoksida, sulfur dioksida, oksida nitrat, dan metana masuk ke atmosfer bumi. Semua sumber utama berkaitan dengan teknologi yang muncul setelah revolusi industri seperti pembakaran bahan bakar fosil, pabrik, pembangkit listrik, pertanian massal, dan kendaraan.
Akibat yang ditimbulkan dari pencemaran udara antara lain dampak negatif terhadap kesehatan manusia dan hewan serta pemanasan global, dimana meningkatnya jumlah gas rumah kaca di udara memerangkap energi panas di atmosfer bumi dan menyebabkan suhu global meningkat.
Pencemaran air, di sisi lain, adalah pencemaran badan air seperti danau, sungai, lautan, dan air tanah, yang biasanya disebabkan oleh aktivitas manusia.
Beberapa polutan air yang paling umum adalah limbah rumah tangga, limbah industri, insektisida, dan pestisida. Contoh spesifiknya adalah pelepasan air limbah yang tidak diolah secara memadai ke badan air alami, yang dapat menyebabkan degradasi ekosistem perairan. Dampak merugikan lainnya termasuk penyakit seperti tipus dan kolera, eutrofikasi, dan rusaknya ekosistem yang berdampak negatif pada rantai makanan.
2. Menipisnya sumber daya alam
Penipisan sumber daya adalah dampak negatif lain dari teknologi terhadap lingkungan. Hal ini mengacu pada konsumsi sumber daya lebih cepat daripada yang dapat diisi ulang.
Sumber daya alam terdiri dari sumber daya yang ada tanpa diciptakan oleh manusia dan dapat terbarukan atau tidak terbarukan.
Ada beberapa jenis penipisan sumber daya, yang paling parah adalah penipisan akuifer, penggundulan hutan, penambangan bahan bakar fosil dan mineral, kontaminasi sumber daya, erosi tanah, dan konsumsi sumber daya yang berlebihan. Hal ini terutama disebabkan oleh pertanian, pertambangan, penggunaan air dan konsumsi bahan bakar fosil, yang semuanya dimungkinkan oleh kemajuan teknologi.
Karena meningkatnya populasi global, tingkat degradasi sumber daya alam juga meningkat. Hal ini mengakibatkan perkiraan jejak lingkungan dunia adalah satu setengah kali lipat kemampuan bumi untuk secara berkelanjutan menyediakan sumber daya yang cukup bagi setiap individu untuk memenuhi tingkat konsumsi mereka.
Sejak revolusi industri, eksplorasi mineral dan minyak skala besar semakin meningkat, sehingga menyebabkan semakin banyak penipisan minyak dan mineral alami.
Dikombinasikan dengan kemajuan teknologi, pengembangan dan penelitian, eksploitasi mineral menjadi lebih mudah dan oleh karena itu manusia menggali lebih dalam untuk mengakses lebih banyak hal yang menyebabkan banyak sumber daya mengalami penurunan produksi.
Terlebih lagi, dampak deforestasi sangat parah, dimana Bank Dunia melaporkan bahwa hilangnya hutan global antara tahun 1990 dan 2015 adalah 1,3 juta km2. Hal ini terutama disebabkan oleh alasan pertanian dan juga penebangan hutan untuk bahan bakar dan penyediaan ruang bagi kawasan pemukiman, yang didorong oleh meningkatnya tekanan populasi.
Hal ini tidak hanya mengakibatkan hilangnya pohon-pohon yang penting karena menghilangkan karbon dioksida dari atmosfer, namun ribuan tanaman dan hewan kehilangan habitat aslinya dan punah.